"Entahlah, saya lebih muda beberapa tahun di banding Carlo dan mungkin karenanya saya bisa menang. Tapi tak ada yang tahu dengan pasti, ha ha ha.."
Well, perolehan satu angka di pengunjung fase grup Liga Champions ini memang menempatkan Klopp cs. Dalam situasi yang belum aman karena untuk memastikan lolos akhirnya mereka harus beroleh kemenangan di kandang Salzburg, Jadi, ternyata seperti biasa Klopp tidak menganggapnya sebagai akhir zaman dan ia pun masih bisa melontarkan guyonan di tengah tekanana yang luar biasa besar dengan statusnya sebagai juara bertahan di kancah Eropa.
Lelaki asal jerman berusia 48 tahun itu praktis tidak pernah berubah dalam pengamatan penulis. Saya pertama kali mengenalnya ketika menatap layar televisi tayang ZDF di Jerman pada 2005, tepat di tengah tengah liputan piala konfederasi. Saat itu ia masih melatih Mainz yang menghuni papan tengah dibvisi 2 jerman alias Bundesliga 1.
Tak banyak urainnya yang saya tangkap di televisi lantaran bahasa Jerman saya tidak terlalu bagus, tapi dari seorang kolega asal Indonesia di Koeln saya mendapatkan konfrimasi bahwa Klopp adalah seorang media darling baru . Energi positif dar lelaki berkaca mata tesebut memanng sangat kontras dengan kebanyakan orang jerman yang kaku dan formal. Kloop banyak tertawa dan membuat suasanan menjadi sangat rileks.
Singkat cerita, kini hampir semua penggila bola di dunia mengenalnya sebagai pelatih bertangan dingin yang menorehkan banyak kesuksesan di Dortmud dan Liverpool dan akhirnya beroleh status sebagai pelatih terbaik versi FIBA 2019. Dari sekian banyak kisah yang melambungkan namanya, saya tidak pernah melupakan komentar Jose Maurinho soal Klop setelah di Liverpool musim lalu menyingkirkan Barcelona.
Spontan dalam Menularkan Pengaruh Positif
Maurinho menyebut bahwa penampilan Si merah itu adalah mutalk sebuah cerminan mentalitas sang pelatih," Bagaimana Liverpool bermain malam ini tidak hanya urusan teknis semata, tapi lebih condong karena kualitas visi da emapati tentang Kloop dan Klopp seorang," katanya seperti ditayangkan SNTV.
Mungkin Murinho sedikit sentimenil karena ketika dirinya menjadi arsitek Real Madrid, dirinya pun pernah merasakan sentuhan magis Klopp. Ya, di 2012-2013 Madrid dibawah kendali Maurinho taklukk di semifinal Liga Champions dari Dortmud yang ditangni pelatih kelahiran Blacforrest-Stuttgrat tersebu. Tapi, Maurinho benar soal fakta bahwa Klopp memang piawai menularkan pengarunya pada sekitar.
Seperti ketikan ia tampil sebagai debutan di televisi lokal jerman dan menjadi media darling , ia pun kini menjadi fans darling dan sekaligus players darling . Apa rahasianya? "Tidak ada rahasia, dan tidak ada resep khusus untuk meramu sisi teknis, mental , dan strategi para pemain. Filosofi saya dalam kehidupan dan dalam sepak bola itu sama dan sederahan, nikmat tiap detik yang kita milliki dan bersikaplah spontan sesuai tuntunan keadaan,"jawab Klopp saat diwawancarai DW pada April silam.
Klopp juga mengaku cukup beruntung karean dipercaya menangani Dortmund dan Liverpool lantaran di kedua klub ini ia bisa fokus mengerjakan secara spesifik tugasnya sebagai manajer dibanding saat ia bekerja serabutan dan menangani segala hal di Mainz. Sebagai pemimpin Liverpool, ia mengaku dikelilingi segudang talenta berbakat yang hanya butuh sedikit pengarahan saja untuk meraih keberhasilan kolektif.
Doyan Membicarakan Soal Kehidupan
Mereka disebutnya memiliki 80% potensi untuk menjadi pemain kelas dunia sedangkan Klopp hanya tinggal menambahkan 20% sisanya lewat pengetahuan teknis dan sebagian besar lewat pendekatan personal non-sepak bola. "Memang hanya kecil 20% saja, tapi yang kecil itu menentukan apakah para pemain itu bakal berhasil atau tidak, baik sebagai individu atau sebagai bagaian dari tim," tegasnya dalam lanjutan sesi wawancara yang sama.
Sebagaian besar waktu mngobrol dengan para pemain dihabiskan Kloop dengan membicarakan soal kehidupan ketimbang soal sepak bola. Ia pun mengaku beruntung karena semuanya berjalan natural tanpa dikondisikan sama sekali. Sama naturalnya denga tawa dan seringai unik dirinya ketika pertama kali tampil di layar kaca bertahun-tahun lalu.
"Saya hanya sungguh beruntung memiliki bakat bawaan seperti ini karena bisa membuat saya memiliki banyak teman di kota Mainz, kota Dortmund, dan kota Liverpool, bahkan ketika nanti sudah berhenti melatih nanti dan kembali ke kota-kota itu," tambahnya.
Pernyataan terakhirnya sunggu membuat penulis tersentuh. Banyak pelatih hebat yang saya kenal sangat piawai dalam ranah sepak bola tapi gagal dalam kehidupan sehari-hari. Jurgen Klopp memiliki kedua-duanya. Saya yakin ia akan tetapa menikmati hidup meski mungkin kelak Salzbrug mengganjal langkah Liverpool di Eripa sekalipun.
Untuk bermain Judi Bola Terpercaya, segera lakukan Daftar Judi Bola di Merdekabet365 dengan cara klik Icon Pendaftaran di bawah ini :
Baca juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar